Daftar Isi
Artikel cara membuat latar belakang berikut merupakan bagian kedua dalam seri cara membuat karya ilmiah, khususnya artikel jurnal. Cara yang kami uraikan berikut merupakan versi kami sendiri dalam membuat karya ilmiah berdasarkan pengalaman, didukung referensi yang tidak kami sebutkan. Jika Anda mempunyai cara lain, silakan bagikan di kolom komentar. Anda dapat mengikuti bagian lain dalam seri ini dengan cara membuka artikel bagian pertama berikut.
Bagian 1: Cara Membuat Karya Tulis Ilmiah

Hal-Hal Penting dalam Latar Belakang Masalah
Kami menempatkan “masalah” sebagai yang pertama karena memang mencari masalah (dalam konteks positif) merupakan pondasi sebuah karya tulis ilmiah. Selalu tanamkan dalam pikiran bahwa segala sesuatu terjadi karena suatu hal. Suatu hal tersebut tidak boleh dijelaskan secara tidak ilmiah hanya dengan “sudah takdir”, “pokoknya seperti itu”, atau mungkin dengan alasan lain menurut pendapat Anda sendiri. Dalam dunia keilmuan, semua harus dijelaskan secara rasional, dibuktikan dengan cara ilmiah berdasarkan referensi atau rujukan yang valid dan kredibel.
Latar belakang masalah harus memuat fakta yang akan dijadikan fokus masalah yang kemudian fokus masalah itu harus dijelaskan secara ilmiah karena ini sangat penting untuk menjadi pedoman di dalam bekerja menyelesaikan sebuah penelitian. Apa yang dikemukakan di dalam latar belakang masalah bukanlah berdasarkan pemikiran atau pendapat pribadi, melainkan tetapi harus dibuktikan dengan data dan fakta. Jadi singkatnya latar belakang merupakan kumpulan data dan fakta sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, bukan berdasarkan kesan-kesan yang subjektif yang sulit diukur.
Sebenarnya, judul penelitian yang diambil apakah itu layak diteliti atau tidak akan tergantung bagaimana Anda menuliskan latar belakang masalah. Sebagus apapun judulnya jika Anda tidak bisa menggambarkan adanya masalah yang terletak pada latar belakang masalah itu, dosen maupun reviewer akan tetap menolak judul karena di dalam latar belakang tidak ada gambaran bahwa judul tersebut mencerminkan adanya suatu masalah. Mulailah menuliskan latar belakang secara deduktif, dimulai dari yang umum sampai mengerucut dan diakhiri dengan sesuatu yang khusus.
Cara Membuat Latar Belakang
Latar belakang dapat diibaratkan sebuah pintu sebuah penelitian, ke arah mana peneliti akan membawa penelitian yang akan dilakukan. Jadi orang yang membaca karya ilmiah Anda sudah akan tahu ke arah mana penelitian ini, apa yang diteliti, dan tertarik untuk membaca. Lalu apa sebetulnya isi dari latar belakang masalah itu? Harus mulai dari mana dalam menyusun latar belakang?
1. Temukan Masalah Melalui Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan merupakan hal yang sangat penting dilakukan dalam rangka menuangkan apa yang ditemukan dalam studi pendahuluan pada latar belakang masalah. Studi pendahuluan bisa dijadikan kebijakan atau pedoman dalam menulis latar belakang masalah.
Biasakan atau latih pola pikir Anda untuk menganalisis setiap fenomena yang terjadi di sekitar. Misalnya jika Anda seorang guru dan mendapati nilai siswa-siswa rendah, munculkan pertanyaan “mengapa nilai siswa rendah pada materi-materi pelajaran tersebut, apa yang salah”, sehingga kemudian Anda telah menemukan beberapa masalah yang menurut Anda menjadi penyebab nilai siswa rendah. Mungkin motivasi siswa rendah, suasana kelas kurang nyaman, cara mengajar yang tidak sesuai, materi yang memang sulit, pengaruh teman, atau mungkin siswa memiliki permasalahan di luar sekolah sehingga mengganggu pelajaran.
Nah, jika Anda sudah menemukan beberapa permasalahan langkah selanjutnya adalah menggali data. Buka koleksi buka Anda atau kunjungi perpustakaan, cari jurnal, lakukan observasi, lakukan wawancara kepad siswa, sehingga Anda akhirnya menemukan satu dua hal saja yang menjadi penyebab utama siswa tidak dapat mencapai prestasi belajar yang baik. Misalnya ternyata berdasarkan data observasi dan wawancara, siswa kesulitan memahami materi karena terlalu sulit. Maka, jelas tujuan yang perlu Anda capai adalah menemukan metode terbaik agar materi menjadi lebih mudah dipahami sekaligus meningkatkan motivasi belajar siswa.
Setelah itu, yakini bahwa data yang Anda temukan adalah benar bahwa siswa mendapatkan nilai rendah karena materi yang sulit dan motivasi yang rendah sehingga tidak bersemangat memahami materi. Maka tugas selanjutnya yaitu menguji keyakinan Anda tersebut melalui sebuah tindakan penelitian.
Sampai langkah ini sebenarnya Anda telah melakukan 4 langkah dalam metode ilmiah, yaitu menemukan masalah, mengumpulkan referensi, menentukan tujuan dan menarik kesimpulan sementara atau hipotesis.
2. Uraikan Masalah yang Anda Temukan
Tuliskan apa saja yang Anda temukan dalam bentuk draft. Secara singkat cobalah menguraikan masalah Anda menjadi beberapa paragraf yang terdiri atas:
- Apa masalah Anda?
- Bagaimana Anda menemukan masalah itu?
- Mengapa masalah tersebut perlu/layak dikaji atau diteliti?
- Atas dasar apa Anda menilai masalah Anda layak diteliti?
- Bagaimana rencana Anda menyelesaikan masalah tersebut?
- Mengapa Anda memilih cara tersebut?
- Apa tujuan yang ingin Anda capai?
Penjelasan cara merumuskan masalah juga sudah pernah dibahas pada artikel sebelumnya, hanya saja ada artikel ini dijelaskan secara lebih lengkap. Silakan buka artikel tersebut sebagai referensi.
Jika semuanya Anda lakukan dengan sesuai, maka setidaknya Anda sudah akan berhasil menyusun latar belakang masalah atau introduction dalam sedikitnya enam paragraf. Katakanlah Anda hanya berhasil menyusun enam paragraf dengan masing-masing 3-5 kalimat, itu sudah sangat cukup mengingat sebuah introduction biasanya hanya 10-15% dari keseluruhan karya tulis ilmiah.
Novelty atau kebaruan dari artikel Anda juga harus disampaikan pada bagian ini. Jelaskan apa yang baru dari artikel Anda, apa yang membuatnya berbeda dari penelitian-penelitian sebelumnya. Selain itu, tidak kalah penting juga untuk menyampaikan implikasi atau dampak atau manfaat dari penelitian/kajian yang Anda tulis. Semakin unik dan bermanfaat penelitian atau kajian Anda, semakin mudah artikel untuk reviewer pihak jurnal memahami dan menerima karya Anda. Pembaca juga akan lebih tertarik membaca keseluruhan artikel karena merasa apa yang Anda tulis bermanfaat dan menarik.
Bagian 3: Menentukan Metode Penelitian
Yang Tidak Boleh Disampaikan dalam Latar Belakang
Pertama di pada latar belakang masalah tidak boleh menuliskan pendapat sendiri, apalagi tidak ada data tidak ada fakta yang mendukung. Segala bentuk pendapat subjektif maupun prasangka-prasangka tidak diperbolehkan untuk dicantumkan dalam latar belakang. Semua harus berupa fakta didukung oleh data dan referensi.
Kedua, tidak boleh menuliskan kalimat yang memaksa atau merekomendasikan, seperti menggunakan kata “harus” atau “seharusnya”. Misalnya, “seharusnya seorang siswa tidak boleh melakukan X agar Y”, atau “komunikasi proses belajar di sekolah harus …”. Kita tidak boleh menerapkan atau membuat kalimat “seharusnya” ataupun “harus” karena ini adalah baru pada bagian latar belakang masalah bukan solusi.
Ketiga, hindari menggunakan penjelasan yang meluas di akhir latar belakang. Meskipun dalam beberapa artikel penelitian ada yang menjelaskan latar belakang secara induktif, tetapi sebaiknya Anda tetap menggunakan penjabaran deduktif agar tidak bingung. Jangan lupa selalu menuliskan uraian secara tertutup, mulai dari yang umum ke yang yang khusus. Jangan sampai mengembang dari umum khusus menjadi umum lagi. Usahakan untuk membentuk pola penulisan piramida terbalik, dari umum mengerucut dan diakhiri hal-hal yang sempit dan khusus.
Terakhir, jangan berhenti menulis dan belajar. Tulis saja apa-apa yang ada di pikiran, kembangkan paragraf deduktif. Kita bisa menyuntingnya nanti. Mulai saja dahulu, konsultasikan kepada ahli jika ada. Dengan menulis, berdiskusi, dan belajar dari berbagai sumber, tulisan Anda akan semakin baik.

Demikian artikel cara membuat latar belakang dari kami. Semoga dapat membantu Anda menyusun latar belakang masalah karya ilmiah Anda dengan baik. Jika memerlukan bantuan jasa penulisan karya tulis ilmiah profesional, silakan hubungi kami. Sampai jumpa di artikel bagian ketiga.