Artikel tentang tips menulis artikel jurnal terindeks Scopus ini kami susun karena banyakanya pertanyaan pada kami. Hal ini juga didasari oleh banyaknya peneliti yang tidak berhasil dalam mempublikasikan karya ilmiahnya, baik berupa hasil penelitian, review, kajian, studi pustaka, maupun jenis karya ilmiah lain.
Seorang peneliti perlu mempublikasikan temuan dalam penelitiannya atau kajiannya dalam bentuk karya ilmiah. Hal tersebut bertujuan agar apa yang dilakukan peneliti bisa bermanfaat bagi masyarakat secara luas, untuk dikaji, dijadikan referensi, atau manfaat lain. Selain itu, publikasi artikel jurnal terkadang merupakan suatu bentuk kewajiban peneliti untuk mencapai pencapaian atau tuntutan tertentu. Namun kenyataannya, untuk membuat artikel diterima dan sukses dimuat di jurnal tidaklah mudah. Apalagi untuk membuat artikel yang berhasil dimuat di jurnal terindeks Scopus.
Atas dasar itulah kami mencoba berbagi tips menulis artikel jurnal terindeks Scopus. Tips berikut kami rangkum dari workshop penulisan makalah penelitian / review terindeks Scopus bagi para dosen Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Jawa Timur yang diselenggarakan oleh Lembaga Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM) UNAIR.

Tips Menulis Artikel Jurnal Terindeks Scopus dari Profesor Hery Purnobasuki
Prof. Hery Purnobasuki, M. Si., Ph.D. sebagai salah satu narasumber menyampaikan bahwa yang paling penting dalam menulis artikel berkualitas standar Scopus adalah keberanian dan rasa ingin tahu yang tinggi. Keberanian dan rasa ingin tahu bisa diasah dengan sering membaca artikel-artikel ilmiah yang diterbitkan di jurnal internasional terindeks Scopus. Dari seringnya membaca itulah, kita akan lebih terbiasa dengan cara peneliti mengulas dan menyampaikan hasil penelitiannya agar diterbitkan pada jurnal.
Dengan sering membaca kita secara tidak sadar telah menganalisis, mengomentari, belajar menemukan ide dan variabel penelitian yang aktual dan menarik untuk dikaji. Hal tersebut secara tidak langsung memupuk rasa percaya diri kita untuk bisa bersaing dengan penulis-penulis lain di seluruh dunia.
Prof. Hery juga memberikan saran dalam menulis makalah sesuai standar jurnal terindeks Scopus, peneliti bisa terlebih dahulu menulis ulang karyanya. Dengan memparafrasekan makalah atau menulis ulang makalah, kita akan terlatih menulis makalah dalam berbagai bahasa dengan tenses artikel jurnal yang benar. Kita juga akan jeli dalam menilai bagian mana dari penelitian kita yang perlu dan tidak perlu disampaikan dalam artikel yang akan kita submit. Selain itu, kita juga akan banyak belajar tentang kesalahan umum penulis jurnal internasional.
Peneliti juga perlu mencari kolaborator yang tepat, sebab kolaborator yang tepat dapat menumbuhkan semangat dan dapat menjadi partner bertukar pikiran, bahkan berkeluh kesah. Konsultasi dengan ahli yang lebih berpengalaman juga sangat disarankan untuk mendapat masukan-masukan berharga dan memperluas relasi.
Pada akhirnya, Prof. Hery menekankan pentingnya komitmen bahwa tujuan utama publikasi artikel di jurnal internasional terindeks Scopus yaitu kebermanfaatan. Penulis perlu menanamkan niat bahwa publikasi yang akan dilakukan bertujuan menyampaikan isi jurnal tersebut kepada masyarakat luas agar bermanfaat. Artikel tersebut akan dibaca oleh masyarakat, termasuk para ahli sehingga penulis akan berusaha memberikan yang terbaik.

Demikian tips menulis artikel jurnal terindeks Scopus dari kami. Perlu dicatat bahwa tujuan utama publikasi yaitu kebermanfaatan, bukan untuk tuntutan tertentu apalagi hanya sebagai kebanggaan semata. Dengan menyadari hal itu secara tidak sadar kita akan berusaha memberikan yang terbaik dalam tulisan kita.